Laporan Kunjungan Lapangan
Proses
dan Laju Alir Distrik I Lembak
Disrtrik I
Lembak merupakan bagian dari Pertamina EP Region Sumatera yang memproduksi gas
dari sumur alam. Proses dan diagram yang terjadi pada Distrik I Lembak terdapat dua kategori proses
yaitu sebagai Stasiun Pengumpul untuk minyak/fluida cair dan juga Stasiun
Kompresor Gas. Keluaran dari sumur masuk kedalam SP lembak menggunakan piping
system melalui manifold sebagai pengatur laju alir dari feed yang akan
diproses. Pada manifold digunakan keranan manual. Sedangkan pada pipa digunakan
pula Control Valve dengan media gas selain kerangan manual. Control Valve
diatur langsung dari field karena
Control Room sudah tidak gunakan lagi.
SP lembak
memproduksi feed dari 13 sumur yang berada dikawasan Lembak. Dengan kapasitas
produksi berkisar antara 55-60 mmscfd. Sumur tersebut adalah sumur nomor 01,
04, 05, 06, 07, 09, 10, 11, 12E2, 13E3, 14, 01 dan 02. (data sumur pada table). Aliran minyak yang berasal dari sumur akan
dipisah dengan header produksi berdasarkan masing masing tekanan yang dimiliki
oleh fluida tersebut, untuk tekanan tinggi akan mengalir ke HP separator, tekanan medium akan mengalir ke MP separator,
dan tekanan rendah akan mengalir ke LP separator.
Pada tiap separator
terjadi pemisahan secara bertahap dimulai dari HP separator yang melakukan
pemisahan antara fluida cair dan gas, selanjutnya gas outlet dari HP separator
di alirkan untuk pembeli (PUSRI), sedangkan fluida cair dari HP separator akan
masuk ke MP separator. Pada MP separator
juga terjadi pemisahan antara fluida cair dan gas, gas yang keluar akan di
alirkan ke kompresor untuk di tingkatkan tekanan nya, lalu fluida cair yang
keluar dari MP separator akan masuk ke dalam LP separator dimana outlet gas
dari separator LB sebagian akan di alirkan ke dua buah compressor untuk di
naikan tekanan yang selanjutnya dimasukkan dalam HP separator guna penggabungan
kembali (apabila compressor tidak
berfungsi ataupun ada kelebihan tekanan dalam SP maka gas LP dan MP akan
di flaring). Gas di jual dan sebagian lain sebagai bahan bakar
untuk peralatan yang ada pada Distrik I Lembak sedangkan outlet fluida cair
akan di tampung pada tangki (201 A,201 B,201C) dengan kapasitas masing-masing
tanki 500 M3. Air dan minyak yang didapatkan dalam tanki dikirim
menggunakan recrifocating pump merek Jaffa/Atrecht Holland dengan bahan bakar
gas ke P3 Prabumulih. Dalam melakukan pengecekan kapasitas tanki dilakukan
pengukuran dengan metering bermerek Lutkin Buatan USA dengan panjang beban 15 cm. Pasta yang digunakan untuk pengetesan kandungan air bermerek
Kolor Cut.
Semestinya gas yang sudah didapatkan di HP separator diproses melalui
Glycol Contactor guna penghilangan
kandungan air dengan menggunakan Glicol sebagai media pengikat air yang
selanjutnya air dan glycol akan dialirkan ke HE untuk dilakukan penguapan
kandungan air dari glycol. Kemudian glycol dialirkan
kembali untuk proses. Kemudian gas dialirkan dalam fan cooler guna mengambilan
kandungan air ( berupa uap) yang masih terikut gas, uap air akan menjadi liquid
kembali dan terpisah dari gas. Kemudian dikirim ke seller. Namun Glicol
contactor dan fan Cooler sudah tidak berfungsi karena adanya kerusakan. Maka
dari HP separator langsung dilakuakan pengiriman untuk penjualan. Untuk
memisahkan air yang akan terikut dalam gas maka dalam proses produksi gas yang
di hasilkan Distrik I Lembak di gunakan scrubber dan untuk mengikat kotoran
yang ada pada gas yang akan di jual akan di injeksikan Chemical “BEKA” dan
kotoran yang terpisah akan diambil di Simpang Luai dengan menggunakan scrubber
untuk pemisahan.
Pada Distrik I Lembak
juga terdapat sistem pengetesan guna mengetahui kapasitas produksi dari masing
masing sumur yang beroperasi, cara pengetesan yang dilakukan untuk mengetahui
kapasitas produksi dari tiap sumur hampir sama dengan pemisahan fluida cair dan
gas yang menggunakan 3 jenis separator berdasrkan tekanan, fluida gas dari HP
separator akan bergabung dengan HP group yang lain dan siap dijual, gas yang
berasal dari MP akan di naikan tekanan melalui kompresor sedangkan gas yang
berasal dari LP sebagian akan di alirkan ke kompresor dan sebagian akan di
alirkan untuk bahan bakar bagi peralatan sedangkan fluida cair akan masuk ke
tangki test, untuk mengetahui kapasitas produksi dilakukan pengaliran dan
pengecekan pada tangki test setiap 6 jam. Dalam satu hari dapat dilakukan
pengetesan dua buah sumur. Untuk
pengamatan terhadap static, deferensial dan temperature gas pada pipa digunakan
flowco meter dan juga Barton chart.
Ablasan dari peralatan misalnya pompa dan separator dialirkan ke dalam
Ablasting. Disini dilakukan pengumpulan terhadap minyak dan air, minyak berada pada bagian
atas akan masuk dalam pipa diatasnya dengan gaya grafitasi. Minyak yang
didapatkan akan mengalir dalam bak disampingnya untuk dipompakan kembali kedalam
tanki pengampungan yang selanjutnya dikirimkan kembali pada P3. Air yang berada
pada bagian bawah akan dipompakan pula apabila level air sudah sampai permukan pipa diatasnya. Disini
Listrik dihasilkan dari generator berbahan bakar gas, sedangakn air didapatkan dari
sumur bor. Air tidak melalui tahapan pemurnian karena peralatan dalam keadaan
rusak.
Sumber: Arsip PKL Pribadi di Pertamina EP Region Sumatera Field Prabumulih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar