Rabu, 24 Juli 2013

Gas Processing

Laporan Kunjungan Lapangan
Proses dan Laju Alir Distrik I Lembak


Disrtrik I Lembak merupakan bagian dari Pertamina EP Region Sumatera yang memproduksi gas dari sumur alam. Proses dan diagram yang terjadi pada  Distrik I Lembak terdapat dua kategori proses yaitu sebagai Stasiun Pengumpul untuk minyak/fluida cair dan juga Stasiun Kompresor Gas. Keluaran dari sumur masuk kedalam SP lembak menggunakan piping system melalui manifold sebagai pengatur laju alir dari feed yang akan diproses. Pada manifold digunakan keranan manual. Sedangkan pada pipa digunakan pula Control Valve dengan media gas selain kerangan manual. Control Valve diatur langsung dari field karena
Control Room sudah tidak gunakan lagi.
SP lembak memproduksi feed dari 13 sumur yang berada dikawasan Lembak. Dengan kapasitas produksi berkisar antara 55-60 mmscfd. Sumur tersebut adalah sumur nomor 01, 04, 05, 06, 07, 09, 10, 11, 12E2, 13E3, 14, 01 dan 02. (data sumur pada table). Aliran minyak yang berasal dari sumur akan dipisah dengan header produksi berdasarkan masing masing tekanan yang dimiliki oleh fluida tersebut, untuk tekanan tinggi akan mengalir ke HP separator,  tekanan medium akan mengalir ke MP separator, dan tekanan rendah akan mengalir ke LP separator.
Pada tiap separator terjadi pemisahan secara bertahap dimulai dari HP separator yang melakukan pemisahan antara fluida cair dan gas, selanjutnya gas outlet dari HP separator di alirkan untuk pembeli (PUSRI), sedangkan fluida cair dari HP separator akan masuk ke MP separator. Pada  MP separator juga terjadi pemisahan antara fluida cair dan gas, gas yang keluar akan di alirkan ke kompresor untuk di tingkatkan tekanan nya, lalu fluida cair yang keluar dari MP separator akan masuk ke dalam LP separator dimana outlet gas dari separator LB sebagian akan di alirkan ke dua buah compressor untuk di naikan tekanan yang selanjutnya dimasukkan dalam HP separator guna penggabungan kembali (apabila compressor tidak berfungsi ataupun ada kelebihan tekanan dalam SP maka gas LP dan MP akan di  flaring). Gas  di jual dan sebagian lain sebagai bahan bakar untuk peralatan yang ada pada Distrik I Lembak sedangkan outlet fluida cair akan di tampung pada tangki (201 A,201 B,201C) dengan kapasitas masing-masing tanki 500 M3. Air dan minyak yang didapatkan dalam tanki dikirim menggunakan recrifocating pump merek Jaffa/Atrecht Holland dengan bahan bakar gas ke P3 Prabumulih. Dalam melakukan pengecekan kapasitas tanki dilakukan pengukuran dengan metering bermerek Lutkin Buatan USA dengan panjang beban 15 cm. Pasta yang digunakan untuk pengetesan kandungan air bermerek Kolor Cut.
Semestinya gas yang sudah didapatkan di HP separator diproses melalui Glycol Contactor  guna penghilangan kandungan air dengan menggunakan Glicol sebagai media pengikat air yang selanjutnya air dan glycol akan dialirkan ke HE untuk dilakukan penguapan kandungan air dari glycol. Kemudian glycol dialirkan kembali untuk proses. Kemudian gas dialirkan dalam fan cooler guna mengambilan kandungan air ( berupa uap) yang masih terikut gas, uap air akan menjadi liquid kembali dan terpisah dari gas. Kemudian dikirim ke seller. Namun Glicol contactor dan fan Cooler sudah tidak berfungsi karena adanya kerusakan. Maka dari HP separator langsung dilakuakan pengiriman untuk penjualan. Untuk memisahkan air yang akan terikut dalam gas maka dalam proses produksi gas yang di hasilkan Distrik I Lembak di gunakan scrubber dan untuk mengikat kotoran yang ada pada gas yang akan di jual akan di injeksikan Chemical “BEKA” dan kotoran yang terpisah akan diambil di Simpang Luai dengan menggunakan scrubber untuk pemisahan.
Pada Distrik I Lembak juga terdapat sistem pengetesan guna mengetahui kapasitas produksi dari masing masing sumur yang beroperasi, cara pengetesan yang dilakukan untuk mengetahui kapasitas produksi dari tiap sumur hampir sama dengan pemisahan fluida cair dan gas yang menggunakan 3 jenis separator berdasrkan tekanan, fluida gas dari HP separator akan bergabung dengan HP group yang lain dan siap dijual, gas yang berasal dari MP akan di naikan tekanan melalui kompresor sedangkan gas yang berasal dari LP sebagian akan di alirkan ke kompresor dan sebagian akan di alirkan untuk bahan bakar bagi peralatan sedangkan fluida cair akan masuk ke tangki test, untuk mengetahui kapasitas produksi dilakukan pengaliran dan pengecekan pada tangki test setiap 6 jam. Dalam satu hari dapat dilakukan pengetesan dua buah sumur. Untuk pengamatan terhadap static, deferensial dan temperature gas pada pipa digunakan flowco meter dan juga Barton chart.

Ablasan dari peralatan misalnya pompa dan separator dialirkan ke dalam Ablasting. Disini dilakukan pengumpulan terhadap  minyak dan air, minyak berada pada bagian atas akan masuk dalam pipa diatasnya dengan gaya grafitasi. Minyak yang didapatkan akan mengalir dalam bak disampingnya untuk dipompakan kembali kedalam tanki pengampungan yang selanjutnya dikirimkan kembali pada P3. Air yang berada pada bagian bawah akan dipompakan pula apabila level air sudah  sampai permukan pipa diatasnya. Disini Listrik dihasilkan dari generator berbahan bakar gas, sedangakn air didapatkan dari sumur bor. Air tidak melalui tahapan pemurnian karena peralatan dalam keadaan rusak.

Sumber: Arsip PKL Pribadi di Pertamina EP Region Sumatera Field Prabumulih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar